20 Mei kemarin, pelecehan terhadap nabi Muhammad Saw kembali marak. Sekelompok orang yang tidak suka pada Islam sengaja mengadakan lomba karikatur nabi Muhammad Saw. Penghinaan lewat karikatur ini memang bukan yang pertama. Hanya saja pada kali ini diadakan oleh kelompok yang lebih besar. Sehingga beritanya pun menyebar luas dan menjadi pembicaraan hangat di berbagai Negara.
Kalau tidak mau dikatakan sebuah kebodohan, penghinaan dengan cara semacam ini jelas merupakan sebuah bentuk provokasi. Mereka ingin memancing kemarahan ummat Islam dan meluapkan emosinya dengan tindakan anarkis. Jika keinginan ini berhasil, mereka akan melangkah pada agenda selanjutnya, yaitu berusaha mengilustrasikan Islam sebagai agama anarkis, keras dan seram. Sehingga orang-orang non-muslim pun mereka harapkan menjaga jarak dari semua yang berbau Islam.
Bisa saja mereka berniat merusak citra Islam dan nabi-nya. Tapi sadarkah mereka jika lomba karikatur nabi Muhammad Saw yang mereka adakan itu telah menjadi iklan gratis? Kegiatan mereka ini telah menjadi berita hangat dimana-mana, menjangkau semua elemen masyarakat di berbagai negara. Mereka yang tidak tahu menahu tentang nabi Muhammad Saw merasa terundang untuk mengenalnya lebih dekat. Mereka semakin penasaran untuk mengetahui sejarah hidupnya, sosok kepribadian dan ajaran Islam yang dia bawa.
Barangkali mereka juga lupa bahwa "iklan gratis" mereka itu juga menjangkau masyarakat non-muslim yang punya sifat penasaran akan hakekat sesuatu, cerdas mengambil referensi dan menilai. Masyarakat non-muslim di berbagai negara sekarang telah bisa mengambil referensi keislaman langsung dari orang muslim dengan mudah, bukan lagi hanya dari orang orientalis seperti yang terjadi di Eropa sebelum abad 20. Buku-buku terjemahan dan media internet telah memfasilitasinya. Dengan demikian orang-orang non-muslim pun bisa membedakan antara ajaran Islam yang disampaikan oleh para pemeluknya dengan para pembencinya. Dan ini tentu saja mendekatkan mereka pada hidayah Islam.
Karena itu ada juga benarnya jika kontes kartun yang tidak menunjukkan nilai-nilai kasih sayang tersebut disebut sebagai "promosi ajaran Islam secara tak sadar." Perbuatan tersebut tidak terpuji dan niatnya jelek. Tapi apa boleh buat, Islam yang menjadi objek jadi diuntungkan, sementara pelakunya tidak mendapatkan sesuatu yang berarti kecuali jika Allah berkehendak memberi hidayah kepada mereka.
Penghinaan Akan Terus Berlanjut
Merunut pada sejarah, penghinaan terhadap nabi Muhammad Saw telah ada sejak awal beliau mendeklarasikan kerasulannya di Mekkah. Penghinaan bentuk fisik dan mental silih berganti beliau terima. Cerita tentang kotoran binatang yang beliau ditimpakan ke beliau di saat sujud, pemboikotan dan pengasingannya bersama para pengikutnya dan penyiksaan yang mereka terima tanpa prikemanusiaan merupakan sedikit di antara cerita yang sudah biasa kita dengar. Namun semua itu ternyata tidak bisa membendung perkembangan Islam. Justru karena ketabahan dan kekuatan iman beliau dan pengikutnya telah membuat banyak orang semakin penasaran terhadap ajaran Islam, dan pada gilirannya mereka juga memutuskan untuk masuk Islam sekalipun harus mengorbankan nyawa.
Penghinaan tersebut tidak berhenti di masa Rasulullah saw saja, tapi akan terus berkelanjutan. Dan cara yang lebih utama untuk menyikapinya adalah sabar dan taqwa. Begitulah pesan Al-Qur'an.
"Kalian pasti akan diuji dengan harta dan diri kalian. Dan pasti kalian akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik. Dan jika kalian bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang diutamakan." (Terjemahan QS. Ali Imran: 186).
Wallahu a'lam.
Kalau tidak mau dikatakan sebuah kebodohan, penghinaan dengan cara semacam ini jelas merupakan sebuah bentuk provokasi. Mereka ingin memancing kemarahan ummat Islam dan meluapkan emosinya dengan tindakan anarkis. Jika keinginan ini berhasil, mereka akan melangkah pada agenda selanjutnya, yaitu berusaha mengilustrasikan Islam sebagai agama anarkis, keras dan seram. Sehingga orang-orang non-muslim pun mereka harapkan menjaga jarak dari semua yang berbau Islam.
Bisa saja mereka berniat merusak citra Islam dan nabi-nya. Tapi sadarkah mereka jika lomba karikatur nabi Muhammad Saw yang mereka adakan itu telah menjadi iklan gratis? Kegiatan mereka ini telah menjadi berita hangat dimana-mana, menjangkau semua elemen masyarakat di berbagai negara. Mereka yang tidak tahu menahu tentang nabi Muhammad Saw merasa terundang untuk mengenalnya lebih dekat. Mereka semakin penasaran untuk mengetahui sejarah hidupnya, sosok kepribadian dan ajaran Islam yang dia bawa.
Barangkali mereka juga lupa bahwa "iklan gratis" mereka itu juga menjangkau masyarakat non-muslim yang punya sifat penasaran akan hakekat sesuatu, cerdas mengambil referensi dan menilai. Masyarakat non-muslim di berbagai negara sekarang telah bisa mengambil referensi keislaman langsung dari orang muslim dengan mudah, bukan lagi hanya dari orang orientalis seperti yang terjadi di Eropa sebelum abad 20. Buku-buku terjemahan dan media internet telah memfasilitasinya. Dengan demikian orang-orang non-muslim pun bisa membedakan antara ajaran Islam yang disampaikan oleh para pemeluknya dengan para pembencinya. Dan ini tentu saja mendekatkan mereka pada hidayah Islam.
Karena itu ada juga benarnya jika kontes kartun yang tidak menunjukkan nilai-nilai kasih sayang tersebut disebut sebagai "promosi ajaran Islam secara tak sadar." Perbuatan tersebut tidak terpuji dan niatnya jelek. Tapi apa boleh buat, Islam yang menjadi objek jadi diuntungkan, sementara pelakunya tidak mendapatkan sesuatu yang berarti kecuali jika Allah berkehendak memberi hidayah kepada mereka.
Penghinaan Akan Terus Berlanjut
Merunut pada sejarah, penghinaan terhadap nabi Muhammad Saw telah ada sejak awal beliau mendeklarasikan kerasulannya di Mekkah. Penghinaan bentuk fisik dan mental silih berganti beliau terima. Cerita tentang kotoran binatang yang beliau ditimpakan ke beliau di saat sujud, pemboikotan dan pengasingannya bersama para pengikutnya dan penyiksaan yang mereka terima tanpa prikemanusiaan merupakan sedikit di antara cerita yang sudah biasa kita dengar. Namun semua itu ternyata tidak bisa membendung perkembangan Islam. Justru karena ketabahan dan kekuatan iman beliau dan pengikutnya telah membuat banyak orang semakin penasaran terhadap ajaran Islam, dan pada gilirannya mereka juga memutuskan untuk masuk Islam sekalipun harus mengorbankan nyawa.
Penghinaan tersebut tidak berhenti di masa Rasulullah saw saja, tapi akan terus berkelanjutan. Dan cara yang lebih utama untuk menyikapinya adalah sabar dan taqwa. Begitulah pesan Al-Qur'an.
"Kalian pasti akan diuji dengan harta dan diri kalian. Dan pasti kalian akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Alkitab sebelum kalian dan dari orang-orang musyrik. Dan jika kalian bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang diutamakan." (Terjemahan QS. Ali Imran: 186).
Wallahu a'lam.
1 komentar:
aku datang sob..yah penghinaan pada Rosul...secara tidak langsung ..mempromosikan islam ....follow goolg e conect ku yah
Posting Komentar
Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.