Benarkah Islam Memaksa Orang Lain Masuk Agama Islam?

"Islam disebarkan dengan pedang," ungkapan yang lahir dari negeri orientalis itu seakan mengilustrasikan bahwa Islam disebarkan dengan pemaksaan dan kekerasan. Benarkah demikian? Dalam menyikapi masalah ini telah terjadi pro dan kontra, baik di Barat maupun di Timur. Terlepas dari semua itu, rasanya sangat perlu kita tahu bagaimana sebenarnya prinsip dan sikap Islam terhadap "pemaksaan dalam memeluk sebuah agama, khususnya agama Islam."

Ketika berbicara soal prinsip dan sikap sebuah agama tentang suatu masalah, maka hal yang perlu diperhatikan adalah sumber ajaran agama tersebut dalam kaitannya dengan masalah tadi, bukan perilaku pemeluknya. Untuk itu, prinsip dan sikap tersebut akan saya coba kemukakan dengan dalil-dalil yang berkaitan, sebagaimana berikut:

1. Para Rasul adalah pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan
Firman Allah SWT:
"Dan Kami (Allah) tidak mengutus para rasul kecuali untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-An'am: 48)

"Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS. An-Nisa': 165).

Kabar gembira disini adalah berupa ganjaran kebaikan dan kesenangan di surga bagi mereka yang beriman dan taat kepada ajaran yang dibawa oleh rasul tersebut. Dan peringatan disini adalah ancaman akan adanya azab sebagai konsekuensi bagi mereka yang ingkar kepada Tuhan.

Nabi Muhammad Saw sebagai bagian dari para rasul tentu mempunyai tugas yang sama dengan mereka. Firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka." (QS. Al-Baqarah: 119).

2. Tidak ada paksaan dalam memeluk sebuah agama
Dalam menyampaikan kabar gembira dan peringatan, para rasul yang diutus oleh Allah tidak punya wewenang untuk memaksa manusia dalam mengikuti ajaran yang dibawanya. Jika mereka beriman dan taat, maka mereka selamat sejahtera. Namun jika mereka ingkar, maka urusannya kembali kepada Allah. Firman Allah SWT kepada nabi Muhammad saw:

"Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku." (QS. Qaf: 45).

Ayat 256, QS. Al-Baqarah juga menjelaskan dengan lugas: "Tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam). Sungguh telah jelas antara petunjuk dan kesesatan. Barangsiapa yang mengingkari thagut (setan dan sesembahan selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh kepada tali yang kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui."

Para ahli tafsir menyebutkan: sebab turunnya ayat 256 di atas adalah bahwa seorang pria penduduk Madinah masuk Islam, dia memiliki dua orang anak yang tidak beragama Islam. Lalu dia datang menemui Nabi Muhammad Saw dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah saya membiarkan anak saya masuk neraka sementara saya nanti (hanya) melihatnya? Wahai Rasulullah, saya ingin memaksa mereka untuk masuk Islam." Lalu turunlah ayat tersebut.

Inilah yang menjadi latar belakang tidak adanya sejarah pemaksaan masuk agama Islam sepanjang hayat Nabi Muhammad Saw., justru beliau dan para pengikutnyalah yang dipaksa oleh kaum musyrik Mekkah untuk keluar dari agama Islam dan memeluk agama mereka.

3. Iman, Ketaatan dan ibadah harus dari hati yang tulus
Firman Allah SWT:

"Dan mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan agama), dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)

Sementara pemaksaan terhadap keyakinan jelas-jelas menafikan keikhlasan dan menyuburkan kemunafikan. Dan iman dan ibadah yang dibalut kemunafikan ditolak oleh Allah SWT. Firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tempat yang paling bawah dari neraka…." (QS. An-Nisa': 145).

Jadi, percuma saja bagi mereka memeluk Islam secara zhahir tetapi kufur di dalam hati.

Dari sini jelaslah bahwa pemaksaan untuk memeluk sebuah agama – sekalipun agama Islam – bertolak belakang dengan ajaran Islam. Dan jika ada orang yang melakukannya atas nama ajaran Islam, maka alasan-alasannya itu perlu diselidiki dan dikaji ulang kembali.
Wallahu a'lam…

15 komentar:

klik money mengatakan...

start making money online no.1program...

Admin mengatakan...

setuju san...... islam bukan teroris.....

Mahmud mengatakan...

Tulisannya bagus, salam...

Lavanya mengatakan...

humm..so nice post,, thanks.....

HAPIA Mesir mengatakan...

mantaafff.. lanjutkan !!!

rae_zen mengatakan...

alhamdllh ada pedakwah dari masisir juga. semangat..

Anonim mengatakan...

Anda pilih yang mana, Muhammad atau Yesus..?

Muhammad bin Abdulah agamanya belum terjamin, karena Muhammad sendiri berada dialam maut kuburan.

Isa Almasih (Yesus) yang kata islam Dia terangkat kesurga sekarang berada disisi Allah.

Wah yaqng hebat Yesus dong dari pada Muhammad,
mengapa Muhammad tidak terangkat kesurga ???
Jawaban yang jelas: geng perampokan pernjarahan, persinaan, perdofiel tidak layak masuk pintu surga. Itu sebabnya Muhammad tidak layak masuk pintu surga. Kalau Muhammad masuk surga, dunia geger kok ada perampok penjarahan masuk surga...? ya kalau gitu apa guna bertuhan ada agama...kan pasti masuk surga.

Seketar pencucian otak muslim karena islam berada dalam pembodohan bangsa Arab melalui agama ciptaan Muhammad, islam agama biadab dal;am pemaksaan dengan teror dan pedanga.

AMan Hasibuan mengatakan...

@Sdr Anonim: Menyakiti hati pemeluk agama lain dengan cara yang saudara lakukan itu tidak perlu dan tidak membawa maslahat. Dan justru itu bertolak belakang dengan ajaran kasih yang dibawa oleh Yesus.

Perkatakaan sdr tentang agama yang dibawa nabi Muhammad saw tidak terjamin dapat dimaklumi, karena sdr sendiri tidak mengimani bukti2 kerasulan nabi Muhammad saw dan juga jaminan keselamatan dalam Islam .

Barangkali perlu sdr ketahui bahwa ummat Islam juga mengikuti ajaran Yesus, hanya saja kami mengikutinya berdasarkan iman kami dan ummat kristen mengikutinya berdasarkan iman mereka. Ummat Islam mengimaninya sebagai rasul utusan Tuhan kepada bani Israel dan, sementara kristen mengimaninya sebagai tuhan... toh meski pun dalam bibel sendiri tidak terdapat bukti yang kuat tentang ketuhanan Yesus....
Islam dan kristen mengimani bahwa Yesus akan kembali ke bumi di akhir zaman. Hanya saja Islam yakin bahwa beliau kembali untuk misi mengembalikan manusia pada ajaran Allah Yang Maha Esa dan membasmi paham trinitas, termasuk di dalamnya doktrin penuhanannya.

Tuduhan perbuatan amoral terhadap nabi Muhammad juga bisa dipahami. Sebab referensi sdr berbeda dengan referensi ummat Islam.

Referensi Islam (Al-Qur'an dan Hadits) mengatakan bahwa perampokan, zina dan pembunuhan manusia tak bersalah adalah dosa besar. Dan hukumannya sangat berat. QS. Al-Baqarah: 256 juga dengan tegas melarang pemaksaan masuk Islam.
Sementara referensi sdr (para orientalis) menutup mata dari semua itu. Sehingga mereka pun dengan percaya diri menyerang nabi Muhammad saw dan ajaran Islam dengan mengusung bukti2 yang lemah bahkan palsu, dan naifnya mereka mengklaim tuduhannya atas nama "ilmiah".

Terakhir, jika sdr melihat kejahatan, kebiadaban dan tindakan teroris yang dilakukan oleh orang Islam... maka ketahuilah bahwa itu tidak bisa dijadikan sebagai patokan untuk menilai ajaran Islam. Menilai baik atau tidaknya sebuah agama harus dari sumber ajarannya, bukan dari perilaku ummatnya.

Semoga sdr "Anonim" mendapat hidayah Allah SWT.

Mr.ReD mengatakan...

salam sejahtera admin...mengenai tajuk yg diutarakan di atas,aku sgt tidak setuju dengan tiada paksaan dalam islam..baik dari dalam(muslim) ataupun luar(nonmuslim)..1.muslim..sbgai contoh,sekiranya sorang muslim yang ingin keluar dari islam kerana mengimani agama lain ea akan melalui penuh halangan dan tohmahan(bererti paksaan)kdg2 diugut bunuh oleh segelintir(ugutan bermaksud lebih parah dari paksaan..(dibunuh)dan lebih keras lagi akan dibunuh..klau kat tanah arab 1:10 akan dibunuh kerna imannya mengimani agama lain..2.nonmuslim..dlam luar islam pula aku boleh katakan disini ada 2 jenis..jenis pertama adalah melalui perkahwinan..islam adalah satu satunya agama di dunia ini yg mewajibkan memeluk agama islam jika salah seorang pasangan merpelai adalah muslim..jenis paksaan yg kedua ini terbahagi kepada 2..dinilai dari negara muslim,sgt jelas dilihat kelebihan untuk seorang muslim,keistimewaan muslim di dalam negara islam rasanya aku tak payah utarakan kerana aku dan admin rasanya tggal di negara majoriti islam..baik indonesia ataupun malaysia..2.2..paksaan di negara bukan islam seperti pengeboman berani mati sgt jelas dilihat..(segelintir seperti isis dan byk lagi)ini kerana fahaman seperti org kafir halal untuk dibunuh dan bnyak lagi yg kiranya aku tknak smpaikan disini..terima kasih..*untuk pengetahuan,penulis terlahir dari ibu bapa yg tak ada agama yg khusus(kepercayaan adat)telah memilih agama non muslim melalui kajian dan penilaian..bukan paksaan.

Unknown mengatakan...

Permisi mau tanya, tolong dijelaskan:

"Dan Kami (Allah) tidak mengutus para rasul kecuali untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-An'am: 48)

Kami (Allah)?? Bisa tolong dijelaskan maksud dari "Kami" ini? Kami dalam bahasa indonesia artinya dalam jumlah yang lebih dari satu. Setau saya, Islam agama monotheism.. Terima kasih

Unknown mengatakan...

Permisi mau tanya, tolong dijelaskan:

"Dan Kami (Allah) tidak mengutus para rasul kecuali untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-An'am: 48)

Kami (Allah)?? Bisa tolong dijelaskan maksud dari "Kami" ini? Kami dalam bahasa indonesia artinya dalam jumlah yang lebih dari satu. Setau saya, Islam agama monotheism.. Terima kasih

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. mengatakan...

Bagus, terima kasih.

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. mengatakan...

Jika Allah melibatkan pihak lain maka Allah menggunakan kata "kami" seperti "....kami yang menjaga Alquran..." karena dalam kenyataan manusia yang menjaga/menghafal, dpt. Ketika tidak melibatkan pihak lain seperti perintah puasa, Allah menggunakan kata "aku" karena langsung Allah yang me nilainya.

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. mengatakan...

Jika Allah melibatkan pihak lain maka Allah menggunakan kata "kami" seperti "....kami yang menjaga Alquran..." karena dalam kenyataan manusia yang menjaga/menghafal, dpt. Ketika tidak melibatkan pihak lain seperti perintah puasa, Allah menggunakan kata "aku" karena langsung Allah yang me nilainya.

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. mengatakan...

Bagus, terima kasih.

Posting Komentar

Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.