Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al Thusi: Abu Hamid al Ghazali. Gelarnya adalah Hujjah al Islam. Ia lahir pada tahun 1058 M (450 H) di Thus, kota Khurasan, Iran.
Antara tahun 465-470 H, Al Ghazali mempelajari ilmu fiqih dan ilmu-ilmu dasar lainnya di tanah kelahirannya, Thus. Lalu melanjutkan pendidikannya di Jurjan. Kemudian kembali ke Thus belajar ilmu tasawwuf, selama 3 tahun. Pada tahun 473 H, ia pergi ke Naisabur untuk belajar ilmu kalam dan mantiq kepada al Juwaini (w. 478) dan beberapa guru lainnya di sekolah al Nizhamiyah. Al Ghazali juga sempat belajar tasawuf di Naisabur kepada Abu Ali al Fadhl ibn Muhammad ibn Ali al Farmadzi (w. 477).
Pada tahun 484 H (1091) Al Ghazali diangkat menjadi guru besar madrasah al Nizhamiyah di Bagdad. Selama mengajar di sekolah ini ia mempelajari filsafat secara otodidak. Namun pada tahun 488 H, ia dilanda keraguan terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya hingga ia menderita penyakit parah yang susah diobati selama dua bulan. Akibatnya, tugasnya sebagai guru di sekolah madrasah al Nizhamiyah tidak dapat dijankan, sehingga ia pun memutuskan untuk berhenti mengajar.
Setelah kondisi kesehatannya membaik, Al Ghazali pindah ke Damaskus untuk beruzlah, fokus beribadah ala sufi. Dua tahun kemudian ia pindah lagi ke Baitul Maqdis, Palestina untuk beribadah. Di Baitul Maqdis inilah dia menysun kitabnya yang fenomenal, “Ihya’ ‘Ulumiddin”.
Dari Baitul Maqdis, Al Ghazali melanjutkan perjalanan spritualnya ke tanah suci Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Sepulang dari Makkah, ia pulang ke tanah kelahirannya, Thus, dan melanjutkan uzlahnya. Namun tidak lama kemudian, Al Ghazali diminta agar kembali mengajar di sekolah al Nizhamiyah cabang Naisabur. Ia memenuhinya, tapi hanya berjalan selama dua tahun.
Imam Al Ghazali meninggal di Thus pada tahun 505 H (1111 M), setelah sebelumnya sempat mendirikan sekolah dan majelis sufi di kota kelahirannya tersebut.
Referensi:
- Al Ghazali, Ihya Ulum al Din, Kairo: Mathba’ah Namudzajia, tanpa tahun.
- Al Ghazali, Tahafut al Falasifah, editor Sulyman Dunya, Cairo: Dar al Maarif, tanpa tahun.
- Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013.
Baca Juga:
- Kritik Al Ghazali Terhadap Filosof; Tiga Pendapat yang Bisa Membuat Kafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.