Allah
SWT, mewajibkan puasa Ramadhan pada bulan Sya'ban tahun ke2 H, yaitu dengan
turunnya firman Allah SWT yang berbunyi:
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدى وَالْفُرْقانِ
"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah : 183)
Rasulullah Saw puasa ramadhan sebanyak 9 kali hingga
beliau Saw meninggal dunia pada bulan Rabi'ul Awwal tahun ke 11 H.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita, bahwa Allah
mewajibkan puasa Ramadhan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar mereka
menjadi orang-orang yang bertakwa.
Ulama
berbeda pendapat tentang puasa yang disyari'atkan kepada umat Islam sebelum
turunnya firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183;
Pertama: umat Islam puasa
asyura (10 Muharram), setelah itu dihapus dengan turunnya firman Allah surat Al-Baqoroh: 183
Kedua: umat islam berpuasa 3 hari setiap
bulan (puasa biid), kemudian dihapus dengan turunnya firman Allah SWT
dalam surat al
baqoroh: 183
Yang paling kuat adalah pendapat pertama, dengan
dalil hadits shahih yang diriwayatkan dari Mu'awiyah ra, bahwa Rasulullah naik
mimbar kemudian bersabada:
إن الله فرض
عليكم صيام يومكم هذا في ساعتي هذه
"Sesungguhnya
Allah telah mewajibkan puasa kepada kalian padah hari ini dan pada saat ini"
ADAB
BERPUASA
1. Berdoa ketika melihat hilal (bulan).
Dianjurkan untuk berdoa ketika melihat hilal
setiap bulan, bukan hanya untuk bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a, bahwa ketika Rasulullah Saw melihat hilal
beliau berdoa:
الله أكـــبر, اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان
والسلامة والإسلام والتوفيق لما تحب وترضي ربنا وربك الله
Rasulullah Saw mengucapkan kata: "Rabbuna wa Rabbuka
Allah," yang berarti: "Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah,"
karena bulan dan matahari disembah pada saat itu oleh sebahagian orang. Maka
Rasulullah Saw ingin memberitahukan kepada manusia bahwa seluruh makhluk adalah
ciptaan Allah SWT. Maka Rasululullah Saw mengatakan: Tuhanku dan Tuhanmu adalah
Allah. Maka tidak berhak bagi seseorang untuk menyembah selain Allah. Yang
menciptakan kamu adalah Allah, yang memunculkan kamu adalah Allah, yang menghiasai
kamu adalah Allah, Maka sebagaimana saya ini ciptaan Allah, maka kamu juga
ciptaan Allah, maka telah sesatlah orang yang menyembahmu dan telah sesatlah
orang yang menyembah selain Allah.
2. Iklas
Karena Allah SWT.
Seorang
muslim hanya mengharap dengan puasanya tersebut keridhaan Allah semata,
didorong oleh keimanan dan mengharap pahala dari Allah. Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمْضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan
karena keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni baginya
dosa-dosa yang pernah ia lakukan". (HR. Bukhari Muslim)
Lafaz Imaanan
(إِيْمَانًا) :" Percaya penuh seluruh janji Allah SWT pada
orang-orang yang beruasa"
Percaya bahwa
orang yang perbuasa dengan iman dan berharap pahala dari Allah akan diampuni
dosanya.
Percaya bahwa di surga
ada pintu khusus bagi yang berpuasa sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
"Sungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama
Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat.
Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana
orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat
pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, pintu
itu ditutup kembali dan tidak ada lagi orang yang masuk lewat pintu itu.
Seorang yang berpuasa haruslah percaya dan beriman
kepada seluruh hadits dan ayat Al-Qur'an
yang berbicara tentang puasa Ramadhan.
Ihtisaab (احْتِسَابًا): artinya ikhlas hanya karena Allah semata, mengharap pahala dari Allah semata. Bukan karena ingin dipuji
orang lain (riya').
3. Berniat
pada malam harinya untuk puasa wajib.
Dalam puasa
sunnah boleh berniat ketika siang hari. Karena ada hadits shahih yang
menyatakan bahwa Rasulullah bertanya kepada isteri-isterinya:" Apakah ada
makanan?". Jika istrinya menjawab tidak ada, maka Rasulullah berkata:"
Jadi saya puasa". Adapun dalam puasa wajib, harus berniat di malam harinya
dengan dalil hadits Rasulullah Saw yang berasal dari Ibnu Umar ra:
" لا صيام لمن لم يبيت النية
بالليل".
"Tidak
ada puasa bagi orang yang tidak berniat puasa pada malam harinya."
Maksud berniat
bukan berarti mengucapkan: "Nawaitu shauma gadin 'an adai fardhi syahri
Ramadhana….". Sebab itu hanya lafaz niat, tetapi niat cukup di dalam hati,
sebab niat tempatnya di hati, bahkan dengan makan sahur sudah termasuk niat
puasa.
4. Memperbanyak
sedekah di bulan Ramadhan.
Sedekah
dianjurkan meski pun di selain bulan Ramadhan, tetapi di bulan Ramadhan lebih
dianjurkan lagi. Kenapa?
Rasulullah
bersabda:
الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار
(حديث الترمذي وحسنه)
"Sedekah dapat
menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api" (Hadist
riwayat At-Tirmidzi)
Maka jika
seseorang terlanjur berbuat dosa kepada Allah SWT, hendaklah memperbanyak
sedekah karena banyak sedekah akan dapat menghapuskan dosa. Juga sedekah akan
menjadi naungan di hari kiamat. Sedekah juga akan menjadi pelindung nantinya
dari api neraka, sebagaimana sabda
rasulullah Saw:
اتقوا النار ولو بشق تمرة فمن لم يجد فبكلمة طيبة (البخاري)
“Takutilah api neraka itu
(yakni selamatkanlah dirimu dari api neraka), walaupun dengan bersedekah
setengah butir kurma. Jika kamu tiada dapat berbuat demikian, maka dengan
perkataan yang baik.” (HR. Bukhari)
Itu semua di luar
bulan Ramadhan, bagaimana dengan bulan Ramadhan? Pahala sedekah dilipatgandakan
oleh Allah di dalamnya. Oleh karena itulah Rasulullah memperbanyak sedekan di bulan
suci ini.
كان النبي صلي الله عليه وسلم أجود بالخير من الريح المرسلة (رواه البخاري)
Maksudnya: Bahwa Rasulullah
Saw memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, bahkan sedekahnya lebih banyak dari
tetetas air hujan (mubalaghah dengan maksud banyak sekali). Oleh karena itulah
setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah mengikuti Rasulullah Saw.
5. Menyegerakan berbuka puasa.
Rasulullah
menyuruh kita untuk menyegerakan berbuka. Jika matahari telah benar-benar
terbenam dan waktu berbuka sudah benar-benar tiba, berbukalah. Jangan mengikuti
orang-orang yang mengatakan: " Kita tunggu 1/4 jam, 10 menit atau 5
menit". Atau orang-orang yang ketika azan Magrib terdengar, ia
berkata:" kita tunggu hingga 'hayya 'ala as shalah'". Tetapi
hanya dengan mendengar Allahu Akbar, berbukalah. Rasulullah Saw bersabda:
لاَ
يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ (أخرجه البخاري و سلم:من حديث سهل بن
سعد رضي الله عنه)
"Manusia
akan selalu dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa"
Lalu,
manakah yang lebih baik, orang yang tadi ketika azan berkata:"kita tunggu
10 menit lagi… " ataukah orang yang ketika mendengar azan langsung
berbuka?
Tentu
,yang kedua lebih baik karena mengikuti sunnah Rasulullah.
Soal lain: Apa hubungan Al
Khoiriyyah (kebaikan) dengan penyegeraan berbuka?
Apakah
jika mereka tidak menyegerakan berbuka akan berkurang kebaikan mereka?
Jawab:" Ya".
Hubungan
atara kebaikan dengan penyegeraan berbuka adalah:
Menyegerakakan
berbuka artinya mengutamakan sunnah Rasulullah Saw daripada akal sendiri. Dan
tidak menyegerakan berbuka artinya mengutamakan akal daripada sunnah Rasulullah
Saw.
Karena
akal mengatakan: "Saya tunggu 15 menit hingga waktu berbuka benar-benar
tiba, baru saya berbuka. Itulah lebih baik".
Maka
dengan menyegerakan berbuka berarti kita telah mengikuti sunnah rasulullah SAW,
dan mengutamakan sunnah tersebut daripada akal dan hawa nafsu kita. Maka kita
akan terus berada dalam kebaikan, insya Allah.
6. Berbuaka puasa dengan kurma sebelum shalat Magrib, kalau tidak ada maka dengan air.
Dalil, hadits Rasulullah
Saw:
عن أنس بن مالك رضي الله
عنه قال: (كان النبي - صلى الله عليه وسلم -
يفطر على رطبات قبل أن يصلي، فإن لم يكن رطبات فتمرات، فإن لم يكن تمرات
حسا حسوات من ماء) [ صحيح أبي داود .[
Dari Anas r.a.: “Sesungguhnya Nabi berbuka puasa dengan beberapa ruthab
(kurma basah dan segar yang baru dipetik dari pokok) sebelum shalat Maghrib,
kalau tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering), jika
tidak ada, maka dengan meneguk beberapa tegukan air putih.” (HR. shahih Abu Daud).
Rasulullah Saw berbuka terlebih dulu dengan kurma basah sebelum shalat Magrib kalau tidak ada, maka dengan kurma kering, kalau tidak ada baru dengan air. Jadi Rasulullah Saw tidak langsung makan malam. Mungkin disini ada pertanyaan. Apakah ada perbedaan antara berbuka dengan kurma dengan berbukan dengan makanan lainnya dalam ilmu kedokteran modern?
Orang yang berbuka dengan makan selain kurma kemudian langsung makan malam yang banyak, terjadi padanya tiga hal:
Rasulullah Saw berbuka terlebih dulu dengan kurma basah sebelum shalat Magrib kalau tidak ada, maka dengan kurma kering, kalau tidak ada baru dengan air. Jadi Rasulullah Saw tidak langsung makan malam. Mungkin disini ada pertanyaan. Apakah ada perbedaan antara berbuka dengan kurma dengan berbukan dengan makanan lainnya dalam ilmu kedokteran modern?
Orang yang berbuka dengan makan selain kurma kemudian langsung makan malam yang banyak, terjadi padanya tiga hal:
a. Makan banyak tapi tidak merasa kenyang
b. Merasa berat untuk Qiyamul lail (shalat malam) hingga ia tidak merasakan
kelezatan dan kekhusu'an ketika shalat.
c. Ia terakhirkan shalat Magrib.
Makan
banyak tapi tidak merasa kenyang
Karena makanan biasa, hanya akan menyerap kira-kira 2 jam setelah makan. Itu artinya ia akan merasakan kenyang setelah 2 jam kemudian. Adapun kurma, ketika ditelan, maka ia akan langsung diserap oleh tubuh, bahkan sebelum sampai perut ia sudah habis terserap oleh tubuh.
Karena makanan biasa, hanya akan menyerap kira-kira 2 jam setelah makan. Itu artinya ia akan merasakan kenyang setelah 2 jam kemudian. Adapun kurma, ketika ditelan, maka ia akan langsung diserap oleh tubuh, bahkan sebelum sampai perut ia sudah habis terserap oleh tubuh.
Beberapa kajian kedokteran dan sains
menunjukkan bahwa kurma memberikan banyak manfaat untuk kesehatan fisikal,
mental dan kerohanian.
Maka, ketika seorang yang berpuasa mulai berbuka, organ-organ
tubuhnya akan bersiap; dan organ pencernaan mulai berakifitas kembali,
khususnya lambung yang butuh untuk diberikan sesuatu yang lembut, dan memulai
mengakifkan kerjanya kembali dengan halus. Orang yang sedang berpuasa, pada keadaan
ini, sangat butuh akan makanan yang mengandung gula yang mudah dicerna, yang
bisa menghilangkan rasa lapar, persis seperti ia membutuhkan air.
Dan nutrisi makanan yang tercepat bisa dicerna dan
sampai ke darah adalah zat gula, khususnya makanan yang mengandung satu atau
dua zat gula (glukosa atau sukrosa). Tubuh mampu menyerap zat gula itu dengan
mudah dan cepat hanya dalam beberapa menit. Apalagi jika lambung dan perut
sedang kosong, seperti orang yang berpuasa ini.
Andai Anda mencari makanan yang bisa menyamai dua
kandungan yang dituju ini secara bersamaan (menghilangkan lapar dan dahaga
secara bersamaan dengan satu makanan), maka Anda tidak akan pernah menemukan
makanan itu lebih baik daripada apa yang disuguhkan oleh sunnah nabawiyah,
dimana sunnah memotivasi orang yang berpuasa untuk membuka puasanya dengan zat
gula manis sekaligus kaya akan air ; kurma basah (ruthab) atau pun tamar (kurma
matang).
Berdasarkan penelitian bio-kimia, ditemukan bahwa satu
bagian kurma yang kita makan sama dengan 86 – 87 % air beratnya; mengandung 20
– 24 % air; 70 – 75 % gula; 2 – 3 % protein; 8,5% serat; sangat kecil sekali
kandungan lemah jenuh (lecithine).
Berdasarkan penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa ruthab (kurma mengkel)
mengandung 65 – 70 % air berdasarkan berat bersihnya; 24 – 58 % zat gula; 1,2 –
2 % protein; 2,5 % serat, dan sedikit sekali mengandung lemak jenuh
(lecithine).
Dari penelitian kimiawi dan fisiologi yang dilakukan
Dr. Ahmad Abdul Ra’ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat, diperoleh data sebagai
berikut:
Mengkonsumsi ruthab (kurma mengkel, masih segar, matang di pohon) atau tamar (kurma matang kering seperti yang tersebar di Indonesia), setiap kali mengawali buka akan menambah terhadap badan persentase yang besar akan kandungan zat gula, maka dengan ini akan hilang penyakit anemia (kurang darah), sehingga tubuh lebih menjadi bergairah.;
Saat lambung kosong dari makanan, maka ia akan mudah mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula ini secara cepat dan maksimal;
Sesungguhnya zat gula yang dikandung ruthab dan tamar dalam bentuk kimia sederhana menjadikan proses mencerna dan menyerap di lambung sangat mudah, sebab 2/3 (dua per tiga) zat gula ada dalam tamar dan dalam bentuk zat kimia sederhana. Hal ini pun bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat;
Adanya tamar yang mengandung air, dan ruthab yang mengandung air tinggi (65 – 70 %) akan menambahkan terhadap tubuh persentase yang tidak membahayakan, maka dengan itu seorang yang berpuasa tidak harus meminum air dalam jumlah banyak ketika berbuka. (Abm).
Mengkonsumsi ruthab (kurma mengkel, masih segar, matang di pohon) atau tamar (kurma matang kering seperti yang tersebar di Indonesia), setiap kali mengawali buka akan menambah terhadap badan persentase yang besar akan kandungan zat gula, maka dengan ini akan hilang penyakit anemia (kurang darah), sehingga tubuh lebih menjadi bergairah.;
Saat lambung kosong dari makanan, maka ia akan mudah mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula ini secara cepat dan maksimal;
Sesungguhnya zat gula yang dikandung ruthab dan tamar dalam bentuk kimia sederhana menjadikan proses mencerna dan menyerap di lambung sangat mudah, sebab 2/3 (dua per tiga) zat gula ada dalam tamar dan dalam bentuk zat kimia sederhana. Hal ini pun bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat;
Adanya tamar yang mengandung air, dan ruthab yang mengandung air tinggi (65 – 70 %) akan menambahkan terhadap tubuh persentase yang tidak membahayakan, maka dengan itu seorang yang berpuasa tidak harus meminum air dalam jumlah banyak ketika berbuka. (Abm).
Kenyang sesudah lapar
Manusia pada umumnya merasakan sesuatu yang aneh pada waktu puasanya.
Orang yang berpuasa akan tetap merasakan kenyang hingga Zuhur (bagi yang makan
sahur), pada waktu Zuhur (setelah kira-kira 6 jam) perut sudah kosong, saat
itulah kita merasakan lapar sekali (1 atau 2 jam atau 3jam lamanya). Setelah itu kita merasakan bahwa lapar telah
reda, seakan-akan kita sudah kenyang. Itu akan terus berlangsung hingga 1 jam
sebelum Magrib. Setelah itu kita merasakan sedikit pusing atau lelah. Apa
sebenarnya yang terjadi?
Seseorang
yang makan sahur, akan merasakan kenyang hingga kira-kira 6 jam. Setelah perut
kosong, ia mengirimkan sinyal ke otak minta makanan. Otak berusaha merayu kita
agar makan, tetapi kita tidak bisa karena masih puasa. Ini terjadi kira-kira
satu sampai dua jam. Otak memudian menberikan isyarat ke perut bahwa tidak ada
makanan dan tidak akan dikirim makanan kecuali pada waktu Magrib. Perut
kemudian minta pengganti. Otak mengeluarkan perintah kepada lemak yang ada di
bawah kulit untuk menjadi pengganti makanan. Saat itulah kita tidak terlalu
merasakan lapar seperti sebelumnya. Ini bertahan hingga 1 jam menjelang Magrib.
Saat itu, zat gula yang dibawa oleh darah ke otak berkurang, saat itulah otak
merasa lelah dan capek sedikit. Kenapa? Karena otak tidak menyerap kecuali
zat-zat gula dengan segala macamnya. Karena itulah ulama-ulama kita dahulu
mengatakan: "Siapa yang ingin ingatannya kuat, hendaklah makan
kismis". Karena kismis memiliki zat gula yang tinggi. Maka tatkala
kita berbuka dengan kurma, dalam waktu 5 sampai 6 menit otak akan merasakan zat
gula kembali, dan kita pun merasakan semangat muncul kembali. Ini semua
merupakan berkah sunnah Nabawiyyah.
7. Menghindari hal-hal yang dilarang
Seperti berbohong,
mengadu-domba, mencaci orang lain, ghibah, dan sebagainya. Dalam hadits Rasulullah
Saw :
فعن
ابي هريرة رضي الله عنة عن الرسول صلى الله عليه وسلم قال (من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه)) (أخرجة البخاري)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw, bersabda :"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta
(bohong) dan beramal dengannya, maka Allah tidak butuh kepada usahanya dalam
meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari: 4/116).
Juga wajib baginya menghindari segala
sesuatu yang diharamkan, Tangannya tidak dipergunakan untuk mengambil sesuatu
yang haram, kakinya tidak melangkah ke tempat yang haram, ia tidak memakan
kecuali yang halal.
Tujuan puasa
bukanlah menahan lapar dan dahaga, tetapi tujuannya adalah apa yang dihasilkan
oleh keduanya, yaitu menaklukkan sahwat dan hawa nafsu. Oleh karena itulah
Rasulullah Saw bersabda :
رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامة إلي السهر
(أخرجه أبن ماجة من
حديث أبي هريرة)
"Kadang kala ada orang yang puasa,
tetapi dia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya itu kecuali hanya lapar. Dan kadang
orang yang melakukan shalat malam juga tidak memperoleh apa-apa kecuali hanya
begadang malamnya." (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Orang yang berpuasa adalah orang yang perutnya
berpuasa dari makanan, panca indranya berpuasa dari dosa, dan lisannya dari
kata-kata kotor, mata, pendengaran dan kemaluannya dari hal-hal yang terlarang.
Maka ketika ia berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang dapat
mengurangi nilai puasanya. Saat ia mengerjakan sesuatu, ia tidak mengerjakan
sesuatu yang dapat merusak puasanya. Kata-katanya akan selalu bermanfaat dan
perbuatannya merupakan amal shaleh.
Jabir bin Abbillah r.a menjelaskan hakikat puasa :
إذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمآثم, ودع
أذي الجار, وليكن عليك وقار وسكينة يوم صومك, ولا تجعل صومك ويوم فطرك سواء
"Apabila
engkau berpuasa maka puasakanlah pendengaran, mata dan lidahmu dari kata dusta
dan dosa, jangan menyakiti tetangga, hendaknya engkau tenang dan damai di hari
puasamu dan jangan jadikan hari puasamu sama dengan hari-hari yang lain"
8. Berdoa ketika
berbuka. Sesuai dengan hadits Rasulullah Saw
عن ابن عمر أيضا أن النبي صلي الله عليه وسلم إذا أفطر
قال: ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله (رواه أبو داود والحاكم وصححه)
Dari Ibnu Umar ra., apabila Rasulullah Saw
berbuka beliau berucap: "Rasa haus
telah hilang, keringat sudah basah dan pahala sudah ditetapkan, insya Allah."
(HR. Abu Daud dan Hakim, beliau menshahihkannya)
9. Memperbanyak bacaan Al Qur'an
Juga
merupakan sunnah yang harus kita ambil pelajaran dari Rasulullah, yaitu
kehidupan beliau bersama Al-Qur'an. Rasulullah Saw membaca Al-Qur'an dan Jibril
mendengarkannya atau Jibril as. membaca Al-Qur'an dan Rasulullah Saw mendengarkan
selama bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an, sebagaimana
firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ
وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدى وَالْفُرْقانِ
Artinya:"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).
Bulan ini
adalah bulan Al-Qur'an. Perhatian Rasulullah Saw terhadap Al-Quran melebih dari
segalanya. Karena Al Qur'an adalah mu'jizat abadi yang Allah SWT turunkan untuk
menjadi petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan yang bathil, yang
kekal sampai hari kiamat. Rasulullah Saw bersabda :
تركت فيكم ما
إن تمسكتم به لن تضلوا أبدا كتاب الله وسنتي
Artinya:"Telah aku tinggalkan untuk kamu sesuatu
yang apabila kamu berpegang teguh padanya, kamu tidak akan pernah sesat
selamanya, Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnahku.
Rasulullah Saw menjadikan sebaik-baik waktunya di
bulan Ramadhan untuk Al-Qur'an, oleh karena itulah ketika Aisyah Ra.ditanya sebagaimana
yang disebutkan di dalam hadits muslim:
كيف كانت خلقه
صلي الله عليه وسلم؟ قالت : خلقه القرآن
Artinya:"Bagaimana akhlak Rasulullah Saw?
Aisyah ra menjawab:"Akhlaqnya adalah Al-Qur'an".
Kehidupan Rasulullah Saw dengan Al-Qur'an bukan hanya
membaca, tetapi lebih dari itu, dengan tafakkur, tadabbur, dan kemudian
dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam sebuah hadits (disebuktkan oleh banyak
mufassirin di dalam tafsir mereka) diriwayatkan bahwa Bilal bin Rabah datang ke
mesjid waktu Shubuh, ia mendengar Rasulullah Saw membaca firman Allah SWT:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلافِ
اللَّيْلِ وَالنَّهارِ لَآياتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ قِياماً وَقُعُوداً وَعَلى جُنُوبِهِمْ ، وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّماواتِ وَالْأَرْضِ ، رَبَّنا ما خَلَقْتَ هذا باطِلًا ، سُبْحانَكَ فَقِنا
عَذابَ النَّارِ
Artinya:"Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 190-191).
Kemudian Rasulullah Saw berkata kepada Bilal bin
Rabah: "Telah turun kepadaku banyak ayat, celakalah orang-orang yang
membacanya sedang ia tidak memikirkannya".
Banyak di antara salaf as-shaleh menganggap bahwa Ramadhan
adalah bulan Al Qur'an, dan tidak bisa diganggu oleh selainnya meski sebesar
apapun derajat ilmunya. Imam malik contohnya, ketika Ramadhan tiba, beliau
berhenti berfatwa, berhenti mengajar. Ia kemudian membaca Al-Qur'an dan
berkata: "Ini adalah bulan Al-Quran".
Ibnu Hajar Al-Asqalani rohimahullah ketika
menulis profil Imam Bukhori, ia mengatakan bahwa Imam Bukhori mengkhatamkan Al-Qur'an
di bulan Ramadhan 60 kali (1 kali di malam hari dan satu kali di siang hari).
Tetapi apakan ini sunnah?
Yang jelas, di dalam sunnah Rasulullah Saw disebutkan bahwa
dalam mengkhatamkan Al-Qur'an seharusnya jangan kurang dari 3 hari, sebagaimana
sabda Rasulullah:
"لم يفقه من قرأ القرآن في أقل من ثلاث (أخرجه
أبو داود والترمذي من
حديث عبد الله بن عمرو، وإسناده صحيح)
Tidak
mampu memahami isi Al-Qur'an orang yang membacanya (mengkhatamkannya) kurang
dari tiga hari (HR. Abu Daud, Tirmidzi dari hadits Abdullah bin Amr, sanad
haditsnya shahih)
"Khatamkanlah Al-Qur'an
dalam tujuh hari, jangan mengkhatamkannya kurang dari tiga hari."
Saya menyebutkan kisah ini hanya sebagai bukti bahwa
salaf as shaleh sangat memperhatikan bacaan Al-Qur'an di bulan Ramadhan.
10. Memperbanyak
doa selama berpuasa (sejak pagi hingga Magrib)
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلي الله عليه وسلم
قال: ثلاثة لا ترد دعوتهم: الصائم حتي يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم (رواه
الترمذي وقال حسن صحيح وابن ماجة وأحمد)
Artinya: "Dari Abu Hurairah Ra, bahwa
Rasulullah SAW bersabda:" Tiga (golongan) permintaannya tidak akan
ditolak: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang
yang terzolimi." (HR. Tirmidzi (hasan shahih) dan Ibnu Majah dan Ahmad).
11. Makan
Sahur
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Bersahurlah ; karena di dalam santap sahur itu terdapat barakah.”
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah).
Sahur dengan air dianggap sudah terlaksana, berdasar hadits dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bersahurlah, walaupun sekedar seteguk air.“ (Shahih: Sahihul Jami’ no:2945 dan Sahih Ibnu Hibban VIII : 224 no:884).
Dianjurkan mengakhirkan santap sahur, sebagaimana ditegaskan dalam hadits, dari Anas dari Zaid bin Tsabit r.a. ia berkata: Kami pernah bersantap sahur bersama Nabi Saw., kemudian beliau mengerjakan shalat, lalu aku bertanya (kepada Beliau), “Berapa lama antara waktu adzan dengan waktu sahur?” Jawab Beliau, “Sekedar membacalima
puluh ayat. “(HR. Bukhari, Muslim)
Sahur dengan air dianggap sudah terlaksana, berdasar hadits dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bersahurlah, walaupun sekedar seteguk air.“ (Shahih: Sahihul Jami’ no:2945 dan Sahih Ibnu Hibban VIII : 224 no:884).
Dianjurkan mengakhirkan santap sahur, sebagaimana ditegaskan dalam hadits, dari Anas dari Zaid bin Tsabit r.a. ia berkata: Kami pernah bersantap sahur bersama Nabi Saw., kemudian beliau mengerjakan shalat, lalu aku bertanya (kepada Beliau), “Berapa lama antara waktu adzan dengan waktu sahur?” Jawab Beliau, “Sekedar membaca
اَلسَّحُوْرُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ
يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
اْلمُتَسَحِّرِيْنَ
"Semua makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian
meninggalkannya sekalipun dengan meneguk air, sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya berdo'a bagi mereka yang makan sahur".
Keberhakahan sahur kembali pada tiga faktor:
a.
Menghipkan sunnah Rasulullah, dan keberkahan sunnah tidak bisa ditandingi
apapun.
b.
Waktu itu adalah waktu 'turunnya' Allah ke langit dunia, Ia kemudian berfirman:
"Apakah ada yang memohon sesuatu niscaya akan Aku kabulkan? Apakah ada
orang yang minta ampun niscaya Aku ampuni? Maka jika kita sahur sambil berdzikir
dan mohon ampun kepada-Nya, niscaya kita akan diampuni oleh Allah SWT.
c.
Makan sahur akan membantu kita sewaktu puasa di siang hari.
Keutamaan dan adab makan sahur:
فَصْلُ مَابَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ اْلِكتَابِ
أَكَلَةُ السَّحُوْرِ
"Perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah
makan sahur".
Bersahur dengan kurma sebagaimana
sabda Rasulullah
نِعْمَ سَحُوْرِ اْلمُؤْمِنِ التَّمْرُ
"Sebaik-baik sahur seorang mu'min adalah
kurma".
Juga disunnahkan untuk mengakhirkan sahur sebagaimana
sabda Rasululah:
إنا معشر الأنبياء أمرنا بتعجيل فطرنا وتأخير سحورنا وأن نضع أيماننا علي
شمائلنا في الصلاة
"Kami
para Nabi diperintahkan untuk menyegerakan buka puasa, mengakhirkan sahur dan
meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di waktu shalat."
12. Makan
tidak terlalu kenyang. Karena makan terlalu kenyang
akan menyebabkan malas untuk beribadah, tidak akan merasakan kekhusyu'an ketika
shalat taraweh.
قال لقمان : يا بني ، إذا امتلأت المعدة نامت
الفكرة ، وخرست الحكمة ، وقعدت الأعضاء عن العبادة
Lukman
berkata: "Anakku, apabila lambung sudah penuh (kenyang), akal akan tidur,
hikmah terdiam, anggota tubuhpun berhenti beribadah."
Dalam hadits Rasulullah Saw yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi disebutkan, bahwa perut itu sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafas.
13. berusaha
menjamu orang lain untuk berbuka dengan dirinya
Nabi Muhammad Saw bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجر فاعله عير أنه لا ينقص من
أجر الصائم شيئا (رواه الترمذي)
"Barang siapa yang memberikan orang
yang sedang berpuasa makanan untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan
pahala seperti pahala (orang yang berpuasa tersebut), tanpa mengurangi
sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR. Tirmidzi).
14. Shalat malam dan
berusaha untuk terus berjama'ah
Rasulullah
bersabda :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
""Barangsiapa
yang mendirikan bulan Ramadhan (qiyamullail) karena iman dan mengharap pahala
dari Allah maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang pernah ia lakukan"
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا
صَلَّى مع الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ» (٥٢- أخرجه أبو داود والترمذي والنسائي).
"Sesungguhnya,
apabila seseorang shalat dengan imam (berjamaah) hingga selesai, maka dicatat
untuknya (pahala) qiyamullail." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i)
Penutup
اللهم وفقنا لصيام هذا الشهر وقيامه إيمانا واحتسابا
اللهم اغفر لنا ذنوبنا, وإسرافنا في أمرنا, وثبت أقدامنا وانصرنا علي القوم
الكافرين.
وصلي الله علي محمد وعلي آله وأصحابه أجمعين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.