Saudara
seiman, ketika Allah mengirimkan musibah kepada hamba-Nya, belum tentu itu
sebagai tanda murka dan laknat. Namun bisa saja itu sebagai bentuk skenario untuk
memberikan kebaikan yang lebih berarti baginya. Bukankah nabi Muhammad SAW
telah mengingatkan kita dalam sabdanya:
مَنْ يُرِد اللهُ بِه خَيْرًا يُصِبْ مِنْه
“Siapa yang
Allah inginkan kebaikan untuknya, Allah akan memberinya musibah.” (HR.
Bukhari).
Dengan
musibah, manusia diingatkan bahwa dirinya hanyalah makhluk yang tidak berdaya
apa-apa kecuali karena pertolongan Allah Ta’ala. Maka keangkuhan yang bersembunyi
di dalam batinnya pun terkikis.
Dengan musibah,
manusia mengingat Sang Penciptanya; ia pun berdoa, bermuhasabah, beristigfar,
bermunajat dan berlindung kepada-Nya.
Dengan
musibah, drajat manusia ditinggikan oleh Allah Ta’ala dan dosanya digugurkan. Bukankah
ini telah disampaikan oleh junjungan kita dalam sabdanya? :
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا
إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ، أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
“Tidaklah
seorang mu’min diuji dengan tertusuk duri apalagi yang lebih dari itu kecuali
Allah mengangkat drajatnya, atau menggugurkan dosanya.” (HR. Bukhari).
Dengan
musibah, manusia bersabar atas ketentuan Allah. Dengan kesabaran tersebut ia
bisa mendapatkan “ma’iyatullah” (kebersamaan dengan Allah), sebagaimana dalam
firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungghuhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153)
Kita perhatikan,
bukankah itu semuanya adalah kebaikan ?! Ya, kebaikan yang lebih baik daripada
dunia seisinya.
Maka sungguh
indah apa yang disabdakan oleh baginda Nabi Muhammad SAW:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ
خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ
ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Menakjubkannya
urusan orang orang beriman, sesungguhnya setiap urusannya adalah kebaikan, dan
itu tidak terdapat kecuali bagi orang beriman; jika mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur
maka itu adalah kebaikan untuknya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar maka
itu adalah kebaikan untuknya.” (HR. Muslim)
Karena itu tetaplah
berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, namun terus bermuhasabah atas segala
khilaf yang terlanjur dilakukan.
Semoga
rahmat, lindungan dan ridha Allah Ta’ala senantiasa bersama kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.