Adab dan Petunjuk Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan


Allah SWT, mewajibkan puasa Ramadhan pada bulan Sya'ban tahun ke2 H, yaitu dengan turunnya firman Allah SWT yang berbunyi:
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدى وَالْفُرْقانِ  
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah : 183)

Rasulullah Saw puasa ramadhan sebanyak 9 kali hingga beliau Saw meninggal dunia pada bulan Rabi'ul Awwal tahun ke 11 H.
Ayat di atas menjelaskan kepada kita, bahwa Allah mewajibkan puasa Ramadhan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa.

Ulama berbeda pendapat tentang puasa yang disyari'atkan kepada umat Islam sebelum turunnya firman Allah SWT dalam  surat Al-Baqarah ayat 183;
Pertama: umat Islam puasa asyura (10 Muharram), setelah itu dihapus dengan turunnya firman Allah surat Al-Baqoroh: 183
Kedua: umat islam berpuasa 3 hari setiap bulan  (puasa biid), kemudian dihapus dengan turunnya firman Allah SWT dalam surat al baqoroh: 183
Yang paling kuat adalah pendapat pertama, dengan dalil hadits shahih yang diriwayatkan dari Mu'awiyah ra, bahwa Rasulullah naik mimbar kemudian bersabada:
إن الله فرض عليكم صيام يومكم هذا في ساعتي هذه
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan puasa kepada kalian padah hari ini dan pada saat ini"

ADAB BERPUASA
1. Berdoa ketika melihat hilal (bulan).
Dianjurkan untuk berdoa ketika melihat hilal setiap bulan, bukan hanya untuk bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a, bahwa ketika Rasulullah Saw melihat hilal beliau berdoa:
الله أكـــبر, اللهم أهله علينا بالأمن والإيمان والسلامة والإسلام والتوفيق لما تحب وترضي ربنا وربك الله
Rasulullah Saw mengucapkan kata: "Rabbuna wa Rabbuka Allah," yang berarti: "Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah," karena bulan dan matahari disembah pada saat itu oleh sebahagian orang. Maka Rasulullah Saw ingin memberitahukan kepada manusia bahwa seluruh makhluk adalah ciptaan Allah SWT. Maka Rasululullah Saw mengatakan: Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. Maka tidak berhak bagi seseorang untuk menyembah selain Allah. Yang menciptakan kamu adalah Allah, yang memunculkan kamu adalah Allah, yang menghiasai kamu adalah Allah, Maka sebagaimana saya ini ciptaan Allah, maka kamu juga ciptaan Allah, maka telah sesatlah orang yang menyembahmu dan telah sesatlah orang yang menyembah selain Allah.
       
2. Iklas Karena Allah SWT.
Seorang muslim hanya mengharap dengan puasanya tersebut keridhaan Allah semata, didorong oleh keimanan dan mengharap pahala dari Allah. Rasulullah Saw  bersabda:

مَنْ صَامَ رَمْضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang pernah ia lakukan". (HR. Bukhari Muslim)
Lafaz Imaanan (إِيْمَانًا) :" Percaya penuh seluruh janji Allah SWT pada orang-orang yang beruasa"
Percaya bahwa orang yang perbuasa dengan iman dan berharap pahala dari Allah akan diampuni dosanya.
Percaya bahwa di surga ada pintu khusus bagi yang berpuasa sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:

"Sungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang terakhir dari mereka sudah masuk, pintu itu ditutup kembali dan tidak ada lagi orang yang masuk lewat pintu itu.

Seorang yang berpuasa haruslah percaya dan beriman kepada  seluruh hadits dan ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang puasa Ramadhan.
Ihtisaab (احْتِسَابًا): artinya ikhlas hanya karena Allah semata, mengharap pahala dari Allah semata. Bukan karena ingin dipuji orang lain (riya').

3. Berniat pada malam harinya untuk puasa wajib.
Dalam puasa sunnah boleh berniat ketika siang hari. Karena ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Rasulullah bertanya kepada isteri-isterinya:" Apakah ada makanan?". Jika istrinya menjawab tidak ada, maka Rasulullah berkata:" Jadi saya puasa". Adapun dalam puasa wajib, harus berniat di malam harinya dengan dalil hadits Rasulullah Saw yang berasal dari Ibnu Umar ra:

" لا صيام لمن لم يبيت النية بالليل".
"Tidak ada puasa bagi orang yang tidak berniat puasa pada malam harinya."
Maksud berniat bukan berarti mengucapkan: "Nawaitu shauma gadin 'an adai fardhi syahri Ramadhana….". Sebab itu hanya lafaz niat, tetapi niat cukup di dalam hati, sebab niat tempatnya di hati, bahkan dengan makan sahur sudah termasuk niat puasa.

4. Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan.
Sedekah dianjurkan meski pun di selain bulan Ramadhan, tetapi di bulan Ramadhan lebih dianjurkan lagi. Kenapa?
Rasulullah bersabda:
الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار  (حديث الترمذي وحسنه)

"Sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api" (Hadist riwayat At-Tirmidzi)
Maka jika seseorang terlanjur berbuat dosa kepada Allah SWT, hendaklah memperbanyak sedekah karena banyak sedekah akan dapat menghapuskan dosa. Juga sedekah akan menjadi naungan di hari kiamat. Sedekah juga akan menjadi pelindung nantinya dari api neraka, sebagaimana  sabda rasulullah Saw:
اتقوا النار ولو بشق تمرة فمن لم يجد فبكلمة طيبة (البخاري)
“Takutilah api neraka itu (yakni selamatkanlah dirimu dari api neraka), walaupun dengan bersedekah setengah butir kurma. Jika kamu tiada dapat berbuat demikian, maka dengan perkataan yang baik.” (HR. Bukhari)
Itu semua di luar bulan Ramadhan, bagaimana dengan bulan Ramadhan? Pahala sedekah dilipatgandakan oleh Allah di dalamnya. Oleh karena itulah Rasulullah memperbanyak sedekan di bulan suci ini.
كان النبي صلي الله عليه وسلم أجود بالخير من الريح المرسلة (رواه البخاري)
Maksudnya: Bahwa Rasulullah Saw memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, bahkan sedekahnya lebih banyak dari tetetas air hujan (mubalaghah dengan maksud banyak sekali). Oleh karena itulah setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah mengikuti Rasulullah Saw.

5. Menyegerakan berbuka puasa.
Rasulullah menyuruh kita untuk menyegerakan berbuka. Jika matahari telah benar-benar terbenam dan waktu berbuka sudah benar-benar tiba, berbukalah. Jangan mengikuti orang-orang yang mengatakan: " Kita tunggu 1/4 jam, 10 menit atau 5 menit". Atau orang-orang yang ketika azan Magrib terdengar, ia berkata:" kita tunggu hingga 'hayya 'ala as shalah'". Tetapi hanya dengan mendengar Allahu Akbar, berbukalah. Rasulullah Saw bersabda:
 لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ (أخرجه البخاري و سلم:من حديث سهل بن سعد رضي الله عنه)
"Manusia akan selalu dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa"

Lalu, manakah yang lebih baik, orang yang tadi ketika azan berkata:"kita tunggu 10 menit lagi… " ataukah orang yang ketika mendengar azan langsung berbuka?
Tentu ,yang kedua lebih baik karena mengikuti sunnah Rasulullah.
Soal lain:  Apa hubungan Al Khoiriyyah (kebaikan) dengan penyegeraan berbuka?
Apakah jika mereka tidak menyegerakan berbuka akan berkurang kebaikan mereka? Jawab:" Ya".
Hubungan atara kebaikan dengan penyegeraan berbuka adalah:
Menyegerakakan berbuka artinya mengutamakan sunnah Rasulullah Saw daripada akal sendiri. Dan tidak menyegerakan berbuka artinya mengutamakan akal daripada sunnah Rasulullah Saw.
Karena akal mengatakan: "Saya tunggu 15 menit hingga waktu berbuka benar-benar tiba, baru saya berbuka. Itulah lebih baik".
Maka dengan menyegerakan berbuka berarti kita telah mengikuti sunnah rasulullah SAW, dan mengutamakan sunnah tersebut daripada akal dan hawa nafsu kita. Maka kita akan terus berada dalam kebaikan, insya Allah.

6. Berbuaka puasa dengan kurma sebelum shalat Magrib, kalau tidak ada maka dengan air.
Dalil, hadits Rasulullah Saw:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: (كان النبي - صلى الله عليه وسلم - يفطر على رطبات قبل أن يصلي، فإن لم يكن رطبات فتمرات، فإن لم يكن تمرات حسا حسوات من ماء) [ صحيح أبي داود .[
Dari Anas r.a.: Sesungguhnya Nabi berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah dan segar yang baru dipetik dari pokok) sebelum shalat Maghrib, kalau tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering), jika tidak ada, maka dengan meneguk beberapa tegukan air putih.” (HR. shahih Abu Daud).
Rasulullah Saw berbuka terlebih dulu dengan kurma basah sebelum shalat Magrib kalau tidak ada, maka dengan kurma kering, kalau tidak ada baru dengan air. Jadi Rasulullah Saw tidak langsung makan malam. Mungkin disini ada pertanyaan. Apakah ada perbedaan antara berbuka dengan kurma dengan berbukan dengan makanan lainnya dalam ilmu kedokteran modern?
Orang yang berbuka dengan makan selain kurma kemudian langsung makan malam yang banyak, terjadi padanya tiga hal:
a. Makan banyak tapi tidak merasa kenyang
b. Merasa berat untuk Qiyamul lail (shalat malam) hingga ia tidak merasakan kelezatan dan kekhusu'an ketika shalat.
c. Ia terakhirkan shalat Magrib.
Makan banyak tapi tidak merasa kenyang
Karena makanan biasa, hanya akan menyerap kira-kira 2 jam setelah makan. Itu artinya ia akan merasakan kenyang setelah 2 jam  kemudian. Adapun kurma, ketika ditelan, maka ia akan langsung diserap oleh tubuh, bahkan sebelum sampai perut ia sudah habis terserap oleh tubuh.
Beberapa kajian kedokteran dan sains menunjukkan bahwa kurma memberikan banyak manfaat untuk kesehatan fisikal, mental dan kerohanian.
Maka, ketika seorang yang berpuasa mulai berbuka, organ-organ tubuhnya akan bersiap; dan organ pencernaan mulai berakifitas kembali, khususnya lambung yang butuh untuk diberikan sesuatu yang lembut, dan memulai mengakifkan kerjanya kembali dengan halus. Orang yang sedang berpuasa, pada keadaan ini, sangat butuh akan makanan yang mengandung gula yang mudah dicerna, yang bisa menghilangkan rasa lapar, persis seperti ia membutuhkan air.
Dan nutrisi makanan yang tercepat bisa dicerna dan sampai ke darah adalah zat gula, khususnya makanan yang mengandung satu atau dua zat gula (glukosa atau sukrosa). Tubuh mampu menyerap zat gula itu dengan mudah dan cepat hanya dalam beberapa menit. Apalagi jika lambung dan perut sedang kosong, seperti orang yang berpuasa ini.
Andai Anda mencari makanan yang bisa menyamai dua kandungan yang dituju ini secara bersamaan (menghilangkan lapar dan dahaga secara bersamaan dengan satu makanan), maka Anda tidak akan pernah menemukan makanan itu lebih baik daripada apa yang disuguhkan oleh sunnah nabawiyah, dimana sunnah memotivasi orang yang berpuasa untuk membuka puasanya dengan zat gula manis sekaligus kaya akan air ; kurma basah (ruthab) atau pun tamar (kurma matang).
Berdasarkan penelitian bio-kimia, ditemukan bahwa satu bagian kurma yang kita makan sama dengan 86 – 87 % air beratnya; mengandung 20 – 24 % air; 70 – 75 % gula; 2 – 3 % protein; 8,5% serat; sangat kecil sekali kandungan lemah jenuh (lecithine).
Berdasarkan penelitian tersebut,  juga ditemukan bahwa ruthab (kurma mengkel) mengandung 65 – 70 % air berdasarkan berat bersihnya; 24 – 58 % zat gula; 1,2 – 2 % protein; 2,5 % serat, dan sedikit sekali mengandung lemak jenuh (lecithine).
Dari penelitian kimiawi dan fisiologi yang dilakukan Dr. Ahmad Abdul Ra’ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat, diperoleh data sebagai berikut:
Mengkonsumsi ruthab (kurma mengkel, masih segar, matang di pohon) atau tamar (kurma matang kering seperti yang tersebar di Indonesia), setiap kali mengawali buka akan menambah terhadap badan persentase yang besar akan kandungan zat gula, maka dengan ini akan hilang penyakit anemia (kurang darah), sehingga tubuh lebih menjadi bergairah.;
Saat lambung kosong dari makanan, maka ia akan mudah mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula ini secara cepat dan maksimal;
Sesungguhnya zat gula yang dikandung ruthab dan tamar dalam bentuk kimia sederhana menjadikan proses mencerna dan menyerap di lambung sangat mudah, sebab 2/3 (dua per tiga) zat gula ada dalam tamar dan dalam bentuk zat kimia sederhana. Hal ini pun bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat;
Adanya tamar yang mengandung air, dan ruthab yang mengandung air tinggi (65 – 70 %) akan menambahkan terhadap tubuh persentase yang tidak membahayakan, maka dengan itu seorang yang berpuasa tidak harus meminum air dalam jumlah banyak ketika berbuka. (Abm).

Kenyang sesudah lapar
Manusia pada umumnya merasakan sesuatu yang aneh pada waktu puasanya. Orang yang berpuasa akan tetap merasakan kenyang hingga Zuhur (bagi yang makan sahur), pada waktu Zuhur (setelah kira-kira 6 jam) perut sudah kosong, saat itulah kita merasakan lapar sekali (1 atau 2 jam atau 3jam lamanya).  Setelah itu kita merasakan bahwa lapar telah reda, seakan-akan kita sudah kenyang. Itu akan terus berlangsung hingga 1 jam sebelum Magrib. Setelah itu kita merasakan sedikit pusing atau lelah. Apa sebenarnya yang terjadi?
Seseorang yang makan sahur, akan merasakan kenyang hingga kira-kira 6 jam. Setelah perut kosong, ia mengirimkan sinyal ke otak minta makanan. Otak berusaha merayu kita agar makan, tetapi kita tidak bisa karena masih puasa. Ini terjadi kira-kira satu sampai dua jam. Otak memudian menberikan isyarat ke perut bahwa tidak ada makanan dan tidak akan dikirim makanan kecuali pada waktu Magrib. Perut kemudian minta pengganti. Otak mengeluarkan perintah kepada lemak yang ada di bawah kulit untuk menjadi pengganti makanan. Saat itulah kita tidak terlalu merasakan lapar seperti sebelumnya. Ini bertahan hingga 1 jam menjelang Magrib. Saat itu, zat gula yang dibawa oleh darah ke otak berkurang, saat itulah otak merasa lelah dan capek sedikit. Kenapa? Karena otak tidak menyerap kecuali zat-zat gula dengan segala macamnya. Karena itulah ulama-ulama kita dahulu mengatakan: "Siapa yang ingin ingatannya kuat, hendaklah makan kismis". Karena kismis memiliki zat gula yang tinggi. Maka tatkala kita berbuka dengan kurma, dalam waktu 5 sampai 6 menit otak akan merasakan zat gula kembali, dan kita pun merasakan semangat muncul kembali. Ini semua merupakan berkah sunnah Nabawiyyah.

7. Menghindari hal-hal yang dilarang
Seperti berbohong, mengadu-domba, mencaci orang lain, ghibah, dan sebagainya. Dalam hadits Rasulullah Saw :
فعن ابي هريرة رضي الله عنة عن الرسول صلى الله عليه وسلم قال (من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه)) (أخرجة البخاري)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw, bersabda :"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (bohong) dan beramal dengannya, maka Allah tidak butuh kepada usahanya dalam meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari: 4/116).

Juga wajib baginya menghindari segala sesuatu yang diharamkan, Tangannya tidak dipergunakan untuk mengambil sesuatu yang haram, kakinya tidak melangkah ke tempat yang haram, ia tidak memakan kecuali yang halal.
Tujuan puasa bukanlah menahan lapar dan dahaga, tetapi tujuannya adalah apa yang dihasilkan oleh keduanya, yaitu menaklukkan sahwat dan hawa nafsu. Oleh karena itulah Rasulullah Saw bersabda :
رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامة إلي السهر (أخرجه أبن ماجة من
حديث أبي هريرة)
"Kadang kala ada orang yang puasa, tetapi dia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya itu kecuali hanya lapar. Dan kadang orang yang melakukan shalat malam juga tidak memperoleh apa-apa kecuali hanya begadang malamnya." (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Orang yang berpuasa adalah orang yang perutnya berpuasa dari makanan, panca indranya berpuasa dari dosa, dan lisannya dari kata-kata kotor, mata, pendengaran dan kemaluannya dari hal-hal yang terlarang. Maka ketika ia berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang dapat mengurangi nilai puasanya. Saat ia mengerjakan sesuatu, ia tidak mengerjakan sesuatu yang dapat merusak puasanya. Kata-katanya akan selalu bermanfaat dan perbuatannya merupakan amal shaleh.

Jabir bin Abbillah r.a menjelaskan hakikat puasa :
إذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمآثم, ودع أذي الجار, وليكن عليك وقار وسكينة يوم صومك, ولا تجعل صومك ويوم فطرك سواء
"Apabila engkau berpuasa maka puasakanlah pendengaran, mata dan lidahmu dari kata dusta dan dosa, jangan menyakiti tetangga, hendaknya engkau tenang dan damai di hari puasamu dan jangan jadikan hari puasamu sama dengan hari-hari yang lain"

8. Berdoa ketika berbuka. Sesuai dengan hadits Rasulullah Saw
عن ابن عمر أيضا أن النبي صلي الله عليه وسلم إذا أفطر قال: ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله (رواه أبو داود والحاكم وصححه)
Dari Ibnu Umar ra., apabila Rasulullah Saw berbuka beliau  berucap: "Rasa haus telah hilang, keringat sudah basah dan pahala sudah ditetapkan, insya Allah." (HR. Abu Daud dan Hakim, beliau menshahihkannya)

9. Memperbanyak bacaan Al Qur'an
Juga merupakan sunnah yang harus kita ambil pelajaran dari Rasulullah, yaitu kehidupan beliau bersama Al-Qur'an. Rasulullah Saw membaca Al-Qur'an dan Jibril mendengarkannya atau Jibril as. membaca Al-Qur'an dan Rasulullah Saw mendengarkan selama bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah SWT:
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدى وَالْفُرْقانِ
Artinya:"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Bulan ini adalah bulan Al-Qur'an. Perhatian Rasulullah Saw terhadap Al-Quran melebih dari segalanya. Karena Al Qur'an adalah mu'jizat abadi yang Allah SWT turunkan untuk menjadi petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan yang bathil, yang kekal sampai hari kiamat. Rasulullah Saw bersabda :
تركت فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا أبدا كتاب الله وسنتي
Artinya:"Telah aku tinggalkan untuk kamu sesuatu yang apabila kamu berpegang teguh padanya, kamu tidak akan pernah sesat selamanya, Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnahku.
Rasulullah Saw menjadikan sebaik-baik waktunya di bulan Ramadhan untuk Al-Qur'an, oleh karena itulah ketika Aisyah Ra.ditanya sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits muslim:
كيف كانت خلقه صلي الله عليه وسلم؟ قالت : خلقه القرآن
Artinya:"Bagaimana akhlak Rasulullah Saw? Aisyah ra menjawab:"Akhlaqnya adalah Al-Qur'an".

Kehidupan Rasulullah Saw dengan Al-Qur'an bukan hanya membaca, tetapi lebih dari itu, dengan tafakkur, tadabbur, dan kemudian dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam sebuah hadits (disebuktkan oleh banyak mufassirin di dalam tafsir mereka) diriwayatkan bahwa Bilal bin Rabah datang ke mesjid waktu Shubuh, ia mendengar Rasulullah Saw membaca firman Allah SWT:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهارِ لَآياتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِياماً وَقُعُوداً وَعَلى جُنُوبِهِمْ ، وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ ، رَبَّنا ما خَلَقْتَ هذا باطِلًا ، سُبْحانَكَ فَقِنا عَذابَ النَّارِ  
Artinya:"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 190-191).

Kemudian Rasulullah Saw berkata kepada Bilal bin Rabah: "Telah turun kepadaku banyak ayat, celakalah orang-orang yang membacanya sedang ia tidak memikirkannya".

Banyak di antara salaf as-shaleh menganggap bahwa Ramadhan adalah bulan Al Qur'an, dan tidak bisa diganggu oleh selainnya meski sebesar apapun derajat ilmunya. Imam malik contohnya, ketika Ramadhan tiba, beliau berhenti berfatwa, berhenti mengajar. Ia kemudian membaca Al-Qur'an dan berkata: "Ini adalah bulan Al-Quran".

Ibnu Hajar Al-Asqalani rohimahullah ketika menulis profil Imam Bukhori, ia mengatakan bahwa Imam Bukhori mengkhatamkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan 60 kali (1 kali di malam hari dan satu kali di siang hari).

Tetapi apakan ini sunnah?
Yang jelas, di dalam sunnah Rasulullah Saw disebutkan bahwa dalam mengkhatamkan Al-Qur'an seharusnya jangan kurang dari 3 hari, sebagaimana sabda Rasulullah:
"لم يفقه من قرأ القرآن في أقل من ثلاث (أخرجه أبو داود والترمذي من
حديث عبد الله بن عمرو، وإسناده صحيح)
Tidak mampu memahami isi Al-Qur'an orang yang membacanya (mengkhatamkannya) kurang dari tiga hari (HR. Abu Daud, Tirmidzi dari hadits Abdullah bin Amr, sanad haditsnya shahih)
اقرؤوا القرآن في سبع ولا تقرؤوه في أقل من ثلاث[1]
"Khatamkanlah Al-Qur'an dalam tujuh hari, jangan mengkhatamkannya kurang dari tiga hari."

Saya menyebutkan kisah ini hanya sebagai bukti bahwa salaf as shaleh sangat memperhatikan bacaan Al-Qur'an di bulan Ramadhan.

10. Memperbanyak doa selama berpuasa (sejak pagi hingga Magrib)
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن النبي صلي الله عليه وسلم قال: ثلاثة لا ترد دعوتهم: الصائم حتي يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم (رواه الترمذي وقال حسن صحيح وابن ماجة وأحمد)

Artinya: "Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:" Tiga (golongan) permintaannya tidak akan ditolak: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan doa orang yang terzolimi." (HR. Tirmidzi (hasan shahih) dan Ibnu Majah dan Ahmad).

11. Makan Sahur
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bersahurlah ; karena di dalam santap sahur itu terdapat barakah.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i  dan Ibnu Majah).

Sahur dengan air dianggap sudah terlaksana, berdasar hadits dari Abdullah bin Amr r.a. bahwa Rasulullah Saw.  bersabda, “Bersahurlah, walaupun sekedar seteguk air.“ (Shahih: Sahihul Jami’ no:2945 dan Sahih Ibnu Hibban VIII : 224 no:884).

Dianjurkan  mengakhirkan santap sahur, sebagaimana ditegaskan dalam hadits, dari Anas dari Zaid bin Tsabit r.a. ia berkata: Kami pernah bersantap sahur bersama Nabi Saw., kemudian beliau mengerjakan shalat, lalu aku bertanya (kepada Beliau), “Berapa lama antara waktu adzan dengan waktu sahur?” Jawab Beliau, “Sekedar membaca lima puluh ayat. “(HR. Bukhari, Muslim)

اَلسَّحُوْرُ كُلُّهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ اْلمُتَسَحِّرِيْنَ

"Semua makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya sekalipun dengan meneguk air, sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berdo'a bagi mereka yang makan sahur".

Keberhakahan sahur kembali pada tiga faktor:
a. Menghipkan sunnah Rasulullah, dan keberkahan sunnah tidak bisa ditandingi apapun.
b. Waktu itu adalah waktu 'turunnya' Allah ke langit dunia, Ia kemudian berfirman: "Apakah ada yang memohon sesuatu niscaya akan Aku kabulkan? Apakah ada orang yang minta ampun niscaya Aku ampuni? Maka jika kita sahur sambil berdzikir dan mohon ampun kepada-Nya, niscaya kita akan diampuni oleh Allah SWT.
c. Makan sahur akan membantu kita sewaktu puasa di siang hari.

Keutamaan dan adab makan sahur:

  فَصْلُ مَابَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ اْلِكتَابِ أَكَلَةُ السَّحُوْرِ

"Perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur".

Bersahur dengan kurma sebagaimana sabda Rasulullah

   نِعْمَ سَحُوْرِ اْلمُؤْمِنِ التَّمْرُ

 "Sebaik-baik sahur seorang mu'min adalah kurma".  

Juga disunnahkan untuk mengakhirkan sahur sebagaimana sabda Rasululah:
إنا معشر الأنبياء أمرنا بتعجيل فطرنا وتأخير سحورنا وأن نضع أيماننا علي شمائلنا في الصلاة
"Kami para Nabi diperintahkan untuk menyegerakan buka puasa, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di waktu shalat."

12. Makan tidak terlalu kenyang.  Karena makan terlalu kenyang akan menyebabkan malas untuk beribadah, tidak akan merasakan kekhusyu'an ketika shalat taraweh.
قال لقمان : يا بني ، إذا امتلأت المعدة نامت الفكرة ، وخرست الحكمة ، وقعدت الأعضاء عن العبادة
Lukman berkata: "Anakku, apabila lambung sudah penuh (kenyang), akal akan tidur, hikmah terdiam, anggota tubuhpun berhenti beribadah."

Dalam hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi disebutkan, bahwa perut itu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafas.

13. berusaha menjamu orang lain untuk berbuka dengan dirinya
Nabi Muhammad Saw bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجر فاعله عير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا (رواه الترمذي)
"Barang siapa yang memberikan orang yang sedang berpuasa makanan untuk berbuka puasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala (orang yang berpuasa tersebut), tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR. Tirmidzi).

14. Shalat malam dan berusaha untuk terus berjama'ah
Rasulullah bersabda :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
""Barangsiapa yang mendirikan bulan Ramadhan (qiyamullail) karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang pernah ia lakukan"

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مع الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ» (٥٢- أخرجه أبو داود والترمذي والنسائي).
"Sesungguhnya, apabila seseorang shalat dengan imam (berjamaah) hingga selesai, maka dicatat untuknya (pahala) qiyamullail." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i)

Penutup
اللهم وفقنا لصيام هذا الشهر وقيامه إيمانا واحتسابا
اللهم اغفر لنا ذنوبنا, وإسرافنا في أمرنا, وثبت أقدامنا وانصرنا علي القوم الكافرين.
وصلي الله علي محمد وعلي آله وأصحابه أجمعين



[1] ذكره ابن حجر في الفتح 9/ 97 وقال هو عند سعيد ابن منصور بإسناد صحيح

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komen2nya yg damai2 aja ya Sist & Bro! Thanks.